Wisata Religi Al-Qur'an Raksasa Kota Palembang Sumatera Selatan

www.moslemlifestyle.com-moslem-lifestyle-wisata-religi-al-quran-raksasa-kota-palembang-sumatera-selatan

www.moslemlifestyle.com | Wisata Moslem Dunia | Wisata Religi Al-Qur'an Raksasa Kota Palembang Sumatera Selatan terdapat di Al-Akbar di pesantren di Iam I Ibrahim IGM I Palembang, Palembang. Halaman-halaman Al-Quran yang berisi ukiran Arab yang terbuat dari kayu, tertata rapi dalam bingkai besi besar berbentuk buku terbuka.

Meskipun penulis tidak mengatur untuk mendapatkan ukuran pastinya dari Al-Qur'an, namun dengan besarnya "buku", membuat pengunjung tergambar di depan Al Qur'an: Al-halaman terlihat seperti mini- manusia 'manusia'.

Alquran adalah mahakarya bangsa patung raksasa bernama Sofwatillah Mohzaib yang sangat menyukai pergulatan seni kaligrafi. Kabarnya, suatu malam, Opat - jadi dia disapa - baru saja selesai mengukir ornamen kaligrafi tertidur di pintu masjid besar Palembang. Orang ini bermimpi dalam tidurnya yang mengisyaratkan bahwa dia bisa membuat Quran di dunia.

Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya dengan niat & tekad dia mulai merealisasikan mimpinya - pertama-tama membuat surat ukir Alfatihah. Kemudian bagian fragmen Alquran dipamerkannya di Masjid Agung Palembang dengan harapan ada donor yang mau mendukung niatnya tersebut.

Menurut Sarkoni, salah satu raksasa pengelola Museum Al-Quran, gagasan untuk membuat Kitab Suci muncul pada awal tahun 2002, setelah menyelesaikan pemasangan pintu kaligrafi Opat & ornamen Masjid Agung Palembang. Dari mimpinya itu juga nampaknya membuat mushaf Al Qur'an dengan ornamen khas Palembang.

MUS Alfatihah mengirimkan surat ke salah satu tokoh masyarakat Palembang Marzuki Ali, yang merupakan Ketua DPR-RI & Menteri Agama. Hope Opat, Marzuki bisa mengajak kolega & dermawan mereka untuk mendukung terciptanya Al-Qur'an. Tepat pada 1 Muharram 1423 atau 15 Maret 2002 Alquran yang dipamerkan di bazar pada peringatan tahun baru Islam. Namun secara resmi diluncurkan pada 14 Mei 2009 di masjid besar Palembang.

Proses pembuatan Quran dilakukan di tempat tinggal Opat di Kelurahan 35 Ilir, Palembang. Bahan kayu ulin / kebesi - kayu keras tahan lama & kuat serta banyak ditemukan di wilayah Sumatera Selatan. Setiap lembar Alquran bisa diacungi jempol karena menggunakan lebar lebarnya lebarnya lebarnya lebarnya lebarnya lebat lebat lebat lebat lebat lebarnya & lebarnya 2,5 sentimeter.

Pembuatan Alquran sangat bagus ini bukan tanpa hambatan. Awalnya direncanakan selesai dalam empat tahun ke depan, namun kemudian menjadi hasil tujuh tahun biaya bahan baku & bahan baku molor. "Pada awalnya harga kayu hanya sekitar Rp2 juta per meter kubik, lalu melonjak menjadi Rp7 juta & bahkan akhirnya Rp10 juta," kata Sarkoni.

Namun berkat dukungan &a dari donor, pembuatan al-Qur'an bisa dilanjutkan dengan melibatkan 35 orang. Lima orang yang bertugas sebagai pengukir berasal dari Jepara, Solo & Semarang, kata Asri, pemandu wisata, sisanya bertugas memotong kayu & pekerjaan lainnya.

Proses pembuatan Quran sangat rumit, sebelum diukir di papan tulis, ayat-ayat Alquran ditulis pertama kali di atas karton kertas. Kemudian kertas ini menjiplak kertas menjadi minyak. Setelah semua syair tertulis, tim memeriksa koreksi. Jika semua benar maka tim Carver baru diperbolehkan untuk memahat di atas Dewan.

Pembuatan al-Qur'an yang raksasa selesai setelah menghabiskan 315 bar Board dari sekitar 40 kaki kubik kayu mentah dengan total &a sekitar Rp1,2 miliar. Yang agak disayangkan adalah, ukiran huruf dalam bahasa Arab tidak sebesar & tebal. Mungkin karena beberapa dilakukan oleh pematung.

Wisata religius

Al-Qur'an yang terdiri dari 630 halaman itu juga dilengkapi dengan tajwid & menyelesaikan sholat untuk pemula. Masing-masing bagian itu diukir ayat Alquran pada warna dasar dengan abjad Arab kayu Brown bermunculan motif bunga kuning yang diukir di pinggir ornamen khas Palembang yang menghibur & mudah dibaca. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu yang relatif lama, sekitar tujuh tahun.

Raksasa Alquran menambah daftar panjang atraksi yang ada di Kota Palembang, yang dikunjungi tidak hanya oleh penduduk setempat, namun pengunjung dari luar daerah & luar provinsi, bahkan wisatawan dari luar negeri, terutama dari negara-negara Arab banyak yang sengaja datang untuk melihat karya seni yang luar biasa itu.

Bagi pengunjung dari luar kota Palembang, akses ke lokasai museum bisa dimulai dari Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB) II. Kemudian bisa memilih tarif taksi sekitar Rp150 ribu & temput waktu 30 menit atau Trans Musi Koridor7 ongkosnya hanya Rp5500, turun di halte Jembatan Musi II. Nah, dari situ lanjut jurusan angkot jurusan Gandus.

Begitu berada di Museum Al Qur'an, pengunjung cukup membayar uang Rp5.000 per orang. Ada panduan siap menemani pengunjung jika perlu. Wisatawan yang datang tidak hanya bisa melihat lembar Alquran yang disusun di gedung tersebut, mereka juga akan mendapatkan penjelasan tentang seluk-beluk Kitab Suci.

Bagi pelancong yang menginginkan suvenir dibawa pulang, di tempat ada yang menjual makanan khas Palembang, pakaian, tasbih, Quran lebih banyak. Juga pengunjung bebas berfoto / foto & lupa membawa kamera saya, yang mengelola museum sudah menyiapkan fotografer untuk mengabadikan momen penting Rp10 ribu, dengan hanya membayar foto.

Namun, terlepas dari niatnya untuk mengunjungi atraksi museum ini, karena Al Qur'an sebaiknya pengunjung datang dengan pakaian minim seperti celana pendek atau rok pendek. Pakailah pakaian yang sopan & tepat. Selain itu sebaiknya Anda tidak berkunjung pada akhir pekan, atau siang hari atau saat liburan sekolah, karena akan sangat ramai & terburu-buru.

Kesan Pengunjung

www.moslemlifestyle.com-moslem-lifestyle-wisata-religi-al-quran-raksasa-kota-palembang-sumatera-selatan-1

Seorang pengunjung Museum mengagumi ayat tersebut di dalam Al Qur'an di Palembang, Sumatera Selatan pada bulan Desember 2017 (Foto: riri)

Salah pengunjung dari Bandung, Dodi Rusadi mengapresiasi kehadiran ide awal Museum Al Qur'an yang raksasa, karena akan mengingatkan umat Islam agar selalu dekat dengan Kitab Suci, membaca, belajar, menghafal & mempraktikkan & yang mana. tidak sama pentingnya, mengajarkannya kepada orang lain.

Hal positif lain dari kehadiran museum menurutnya, karena menyangkut aspek pariwisata, sehingga kota Palembang memiliki wisata religius ekstra, sehingga bisa membantu "mengerem" tingkah laku "hedonisme" yang belakangan ini semakin merajalela, katanya. .

Hal yang menarik seperti yang di artikan oleh Asri, pemandu wisata tidak ada &a museum yang melibatlan &a pemerintah dalam artian tidak didukung oleh ANGGARAN NEGARA atau GRANT, sehingga menjadi milik rakyat secara utuh.

Infrastruktur sebagai alat pendukung, menurut Dodi, pastinya keniscayaan & peran umara menjadi kunci yang perlu terus diingatkan. Juga dukungan lokal & nasional masih dibutuhkan tidak hanya finansial tapi juga dalam hal kepedulian manajemen bantuan ke depan.

Se&gkan arsitektur & desain Alquran bisa diciptakan raksasa spektakuler dengan sentuhan arsitektur yang lebih mumpuni. "Struktur bangunan & dukungan besi juga perlu diperkuat, karena terkesan kurang kokoh terbukti dari pengunjung hanya diperbolehkan melihat lembarannya sampai lantai satu," katanya.

Pengunjung lainnya, dewi Sustina asal kota Bandung mengaku bangga & sangat terkesan akan Raksasa Alquran. "Dengan ini, kabasaran secara tidak langsung pengunjung akan tergerak untuk membaca Alquran, meski hanya satu ayat saja."

Selain itu kehadiran museum sebagai objek wisata, menurutnya, akan dapat memperbaiki perekonomian masyarakat setempat pada khususnya & masyarakat di Umum, Kota Palembang karena bergabung dengan usaha kecil asuh seperti makanan khas Palembang, oleh-oleh & lebih terkait dengan pariwisata.

Sebagai dewi, bagi kalangan agama khususnya umat beragama Islam kehadirannya akan membawa perubahan dalam tren tur pariwisata perubahan paradigma yaitu "matahari, pasir & laut" menjadi "ketenangan, keberlanjutan & spiritualitas".